___1001seputaragamaislam.blogspot.com___
Kita tahu bahwa bahasa Arab adalah bahasa
yang hidup. Orang-orang masih berbicara dalam bahasa Arab pada zaman sekarang.
Orang-orang zaman sekarang bisa memahami isi Al-Qur'an meskipun kitab ini telah
berumur 1.400 tahun. Di dunia ini, mungkin hanya Al-Qur’an-lah
satu-satunya kitab yang memiliki kelebihan ini, sebuah kitab yang sangat kuno
tapi orang-orang masih dapat mengerti & memahami bahasanya.
Selanjutnya,
saya ingin menjelaskan keadaan jazirah Arab pada zaman Nabi Muhammad S.A.W.
Jazirah Arab pada zaman Nabi Muhammad adalah sebuah negeri dengan peradaban
yang terbelakang. Tidak ada teknologi yang maju disana, bahkan kehidupan di
Jazirah Arab pada masa Nabi Muhammad bersifat barbar. Orang-orang Arab pada
masa itu sangat kejam. Kebiasaan mereka adalah membunuhi bayi-bayi perempuan.
Mereka juga tidak punya jalan-jalan yang bagus, tidak ada bangunan yang bagus,
semuanya serba terbelakang.
Satu-satunya
peradaban yang mereka miliki adalah kemampuan berbahasa. Mereka sangat ahli
dalam berbahasa. Bahkan, mereka menjuluki orang-orang non-Arab dengan sebutan “ajmi” yang berarti orang bodoh dan bisu.
Mereka juga sangat menyukai puisi. Bahkan mereka memiliki pasar untuk
orang-orang yang suka berpuisi. Pasar itu bernama "wuhaz."
Perlu
diketahui bahwa Nabi Muhammad S.A.W. buta huruf, dia bukan seorang yang
berpendidikan, dia bukan seorang sastrawan, dan dia bukan seorang penyair.
Namun dia dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya. Dan kemudian
dia datang membawa ayat-ayat Al-Qur'an yang luar biasa kualitasnya. Ayat-ayat
Al-Qur’an merupakan karya sastra yang sangat luar biasa dengan tata bahasa yang
tidak dapat ditandingi orang-orang Arab manapun. Inilah bukti bahwa Al-Qur'an
memang berasal dari Tuhan.
Dan
Allah membuat tantangan. Tantangan yang pertama adalah karena orang-orang
berkata : "Muhammad-lah yang
mengarang-ngarang Al’Quran." Jadi ayat Al-Qur'an pun diturunkan Allah.
Dalam surat ke Ath-Thuur dalam ayat 33-34.
“Ataukah mereka
mengatakan : "Dia (Muhammad) membuat-buatnya." Sebenarnya mereka
tidak beriman. Maka hendaklah mereka
mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang
benar.” (Q.S.
Ath Thuur : 33-34)
Dan
para orang-orang kafir Mekkah tidak mampu membuat sesuatu yang menandingi
Al-Qur’an, maka kemudian Allah berfirman dalam surat Hud ayat 13-14 :
Bahkan
mereka mengatakan : "Muhammad telah
membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah : "(Kalau demikian), maka datangkanlah
sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah
orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang
orang-orang yang benar. Jika mereka yang kamu seru itu tidak
menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu
diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka
maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?”
(Q.S. Hud : 13-14)
Dan ini
tidak pernah dilakukan para penyair sebelumnya. Jika mereka diberi tantangan,
maka mereka harus merespon sendiri, mereka tidak pernah meminta bantuan orang
lain. Bagaimana mungkin anda bisa membuktikan bahwa anda adalah seorang penyair
besar, jika anda meminta bantuan orang lain? Meskipun begitu, Allah berfirman
bahwa mereka cukup membuat sepuluh surat saja dan mereka dapat memanggil
kawan-kawan mereka untuk membantu. Tapi mereka masih tidak sanggup memenuhi
tantangan ini.
Jadi
Allah memberikan mereka tantangan yang sangat mudah. Di surat Al-Baqarah dalam
ayat 23-24 :
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan
tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu
surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Tuhan, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat
membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu
dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir."
(Q.S. Al-Baqarah : 23-24)
(Q.S. Al-Baqarah : 23-24)
Inilah
tantangannya. Dan surat yang paling pendek adalah :
“innaa a'thaynaakal
kawtsar. fashalli
lirabbika wanhar. inna syaani-aka
huwal-abtar."
(Q.S. Al-Kautsar)
(Q.S. Al-Kautsar)
Hanya
tiga ayat namun orang-orang Arab manapun tidak mampu membuat tiga ayat saja
yang seperti Al’Quran. Dan Allah berfirman bahwa selamanya tidak akan ada yang
mampu menandingi Al’Quran.
Di
surat Al-Isra’ dalam ayat 88 :
"Katakanlah :
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Al-Isra’ : 88)
Bagaimana
mungkin Nabi Muhammad yang buta huruf, tidak pandai berpuisi, namun dia dapat
menghasilkan sebuah karya yang tak tertandingi, yang begitu indah, dan begitu
fasih, bahkan para ahli dari segala macam puisi dalam bahasa Arab tidak dapat
menandingi surat terpendek Al-Qur'an? Bahkan mereka lebih memilih untuk melawan
Nabi Muhammad sehingga perdagangan dan reputasi mereka hancur. Bagaimana
mungkin mereka lebih memilih untuk menderita, daripada hanya memenuhi tantangan
sederhana untuk membuat satu surat yang semisal Al’Quran? Itu karena mereka
tidak akan pernah bisa melakukannya.
Dan
At-Taburi, seseorang yang terkenal dalam menjelaskan keindahan Al’Quran, dia
berkomentar : “Al’Quran berekspresi dengan kefasihan terbesar, membuat maksud
pembicara jelas & memfasilitasi pemahaman pendengar, yang merupakan tingkat
tertinggi yang paling gemilang dari keindahan. Dan Al-Qur’an naik melampaui
tingkat kefasihan dan kemampuan manusia sehingga tidak ada hamba Tuhan yang
mampu menyamainya. Maka hal ini menjadi bukti & tanda bagi Nabi Muhammad
sebagai utusan Yang Maha Kuasa. Maka Al-Qur’an dapat disamakan dengan mukjizat
membangkitkan orang mati, menyembuhkan penderita kusta, dan menyembuhkan orang
buta. Semua ini membuktikan tanda-tanda kerasulan, karena semua ini melampaui
tingkat pencapaian yang dapat dicapai oleh obat-obatan, umat manusia, &
terapi penyembuhan.”
Sangat jelas bahwa tidak ada wacana yang lebih
fasih, tidak ada kebijaksanaan yang lebih mendalam, tidak ada pidato yang lebih
luhur, tidak ada bentuk ekspresi yang lebih mulia daripada wacana yang jelas
yang berasal dari ucapan seorang pria. Dia menantang orang-orang yang mengaku
sebagai penguasa seni pidato, retorika, puisi, prosa, prosa berirama, dan
sajak-sajak peramal. Muhammad S.A.W. menghancurkan khayalan mereka untuk
menunjukkan betapa tidak memadainya logika mereka. Ia memisahkan diri dari
agama mereka dan memanggil mereka semua untuk mengikutinya, untuk menerima
seruannya, untuk bersaksi kepada kebenaran, dan menegaskan bahwa ia adalah
utusan yang dikirim Tuhan kepada mereka. Dia membuat mereka tahu bahwa
kebenaran yang dia katakan adalah bukti asli kenabiannya yang bayan.
“Dia berseru dalam bahasa yang seperti bahasa
mereka, dalam sebuah seruan yang maknanya mengkonfirmasi arti dari ucapan
mereka. Kemudian ia mengatakan kepada mereka, bahwa mereka tidak akan mampu
menciptakan sesuatu yang sebanding dengan bahkan satu surat saja dari kitab
yang ia bawa, dan bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk melakukan hal ini.
Mereka semua tersadar mengakui ketidakmampuan, mereka mengakui kebenaran dari
apa yang dibawa olehnya dan menjadi saksi atas ketidakberdayaan mereka
sendiri.” (At-Taburi)
Dan Al Bayan merupakan julukan Al’Quran yang berarti wacana yang jelas. Al-Qur’an juga
mempunyai julukan lainnya, yaitu Al Hikmah (kebijaksanaan) dan Al Furqan
(pembeda antara yang benar & yang salah). Lihatlah kejadian yang luar biasa dan tantangan dari Al’Quran.
Orang-orang tidak akan pernah mampu menandinginya & bahkan sampai zaman
sekarang tidak ada yang mampu menandinginya. Dan seseorang mungkin berkata :
"Yah, mungkin memang ada seseorang
yang dapat menghasilkan suatu karya yang sebanding dengan Al-Qur'an, tapi
mungkin tidak pernah diketahui siapapun.” Tapi itu tidak mungkin, jika
seseorang memang dapat menulis sesuatu yang sebanding dengan Al’Quran, maka
pesan Nabi Muhammad akan hancur, dia akan dipermalukan, dan tak ada seorang pun
yang akan mendengarkan dia. Seperti yang tadi saya sebutkan, mereka lebih suka
berperang melawan Nabi Muhammad daripada menghasilkan satu surat saja yang
menandingi Al’Quran.
Sekarang
mari kita lihat apa kata para orientalis yang telah mengakui bahwa Al’Quran
tidak mungkin ditiru. E.H. Parmer dalam bukunya The Quran, menulis :
"Penulis Arab terbaik manapun tidak pernah
berhasil memproduksi sesuatu dalam tingkat yang sama dengan Al’Quran." (The Quran, E.H.
Parmer)
H.A.R. Gibb dalam bukunya Islam: A Historical Survey, berkomentar:
Dalam kurun waktu 1.400 tahun, tidak ada orang
yang pernah bermain dalam instrumen yang sangat dalam seperti yang Muhammad
lakukan. Instrumen yang sangat kuat dan tegas, sangat berani dan mempunyai
berbagai efek emosional. Sebagai sebuah monumen sastra, Al’Quran berdiri dengan
sendirinya. Sebuah produksi yang unik dalam literatur Arab & tidak ada yang
menjadi pelopor atau penerus Al-Qur’an." (Islam: A Historical Survey, H.A.R. Gibb)
Bahkan
para non-Muslim telah mengakui kebenaran Al-Qur’an. Jadi bagaimana mungkin
seorang pria yang buta huruf, menghasilkan keindahan yang luar biasa. Bahkan
sampai zaman modern sekarang, tidak ada orang-orang Arab yang mampu
menghasilkan sesuatu yang menandingi Al-Qur’an. Tidakkah anda berpikir bahwa
memang Al’Quran adalah firman Allah, bahwa memang Muhammad S.A.W. adalah utusan
Allah? Bukankah memang seharusnya kita semua mengucapkan :
Asyhadu Anla Illaha Illalah wa asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah
(Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah)
Sumber : Lampu Islam.com