___1001seputaragamaislam.blogspot.com___
Kata dalam bahasa Arab yang
tertulis dalam Al-Qur’an kata kerja sabaha
dan yaswabuna. Ini berarti
gerakan yang berasal dari benda itu sendiri. Jadi, misalnya terjadi di dalam
air berarti berenang, jika di atas tanah berarti berjalan. Maka, jika
membicarakan tentang benda di luar angkasa, berarti benda tersebut berotasi
sendiri. Dan ini menakjubkan, Al-Qur'an pada masa 1.400 tahun yang lalu sudah
menyebutkan bahwa bumi, bulan, dan matahari berotasi. Jika anda pikir Matahari
itu diam saja, maka anda salah. Matahari seperti halnya bumi dan bulan juga
berotasi. Tentu bumi berotasi mengelilingi matahari, dan matahari berotasi pada
sumbunya sendiri.
Bumi mengorbit di sekitar
matahari dan matahari mengorbit di pusat galaksi. Karena matahari terus
mengorbit, maka dia akan berakhir di suatu titik yang disebut solar apex, yaitu
di pusat galaksi.
Jadi, Al-Qur'an menyebutkan
tentang bukti-bukti ilmiah dengan sangat akurat.
Gagasan silih bergantinya malam
dan siang, dan sifat bumi sebenarnya tersirat dalam surat Luqman ayat 29 :
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa
sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke
dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai
kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S. Luqman:29)
Pada surat Az-Zumar ayat 5, Allah berfirman :
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(Q.S. Az-Zumar:5)
Dan kata “menutupkan” di atas,
sebenarnya dalam bahasa Arabnya adalah kowara.
Kowara dalam makna aslinya berarti
menggulungkan sorban di kepala anda. Dan ini sesuai dengan fakta bahwa malam
dan siang saling menggulung satu sama lain karena bumi itu bulat dan berotasi.
Dan penjelasan yang ada dalam Al-Qur'an ini menjelaskan seakan-akan konsep dari
bulatnya bumi sudah disepakati pada saat masa itu. Memang ada sebagian filsuf
zaman dulu yang berteori bahwa bumi itu bulat, tapi teori itu bukan pemikiran
yang berlaku umum pada masa itu.
Ayat Al-Qur'an lainnya yang
sangat menakjubkan adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan bentuk bumi
adalah kata yang sama, yang digunakan untuk menggambarkan telur burung unta.
Jadi misalnya anda melihat sebuah globe, anda mungkin membayangkan bahwa bumi
benar-benar bulat sempurna. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Bumi
berbentuk sedikit lonjong dan pada kenyataannya, agak sedikit mirip dengan telur
burung unta.
Jadi luar biasa bahwa Al-Qur'an
juga menggambarkan bentuk bumi. Jika kita lihat, tidak ada ayat-ayat Al-Qur’an
yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.
Sekarang mari kita asumsikan
Al-Qur'an tidak menjelaskan pengetahuan ilmiah apapun. Katakanlah tidak ada
yang istimewa dalam Al-Qur'an, yang tentu saja tidak mungkin karena saya telah
membahas fakta-fakta ilmiah yang menakjubkan dalam Al-Qu’ran dalam
artikel-artikel. Tetapi mari kita berasumsi bahwa semua itu tidak dijelaskan
namun tidak ada ayat-ayat Al-Qur’an yang bertentangan dengan pengetahuan zaman
modern. Hanya hal itu saja sudah luar biasa, karena takhayul dan keyakinan
orang-orang pada masa 1.400 tahun yang lalu sangat kental.
Misalnya, orang-orang Yunani
kuno percaya bahwa galaksi Bima Sakti tercipta ketika Dewi Yunani sedang
menyusui anaknya, dan anak itu menggigit payudaranya sehingga susunya tumpah
sehingga terciptalah galaksi Bima Sakti. Tentu saja anda mungkin tertawa
mendengarnya karena hal itu sangat konyol.
Jadi kenapa di dalam Al-Qur'an
tidak ada dongeng seperti itu? Kita tidak menemukannya sama sekali. Malah
ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan pengetahuan ilmiah modern.
Mari kita lihat surat Yunus ayat 5
“Dia-lah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.”
(Q.S. Yunus:5)
Al-Qur'an menggambarkan
matahari sebagai siraj yang berarti
obor. Ini berarti benda yang menghasilkan panas dan cahaya sendiri. Sedangkan
bulan digambarkan menggunakan kata An-Nuur
yang berarti cahaya yang berasal dari sumber lain. Dan tentu saja ini benar.
Bulan hanya memantulkan sinar matahari. Ini pengetahuan umum yang diketahui
orang-orang di zaman modern, tapi orang-orang di zaman Nabi Muhammad tidak
mengetahuinya.
Mari kita lihat apa yang
dikatakan salah satu ilmuwan dan kosmolog terkenal di bidang astronomi ketika
ia membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Yushidi Kusa yang merupakan direktur
observatorium Tokyo di Jepang berkomentar :
"Saya sangat terkesan dengan temuan
fakta-fakta astronomi di dalam Al-Qur'an. Dan bagi kami para astronom modern
yang telah mempelajari bagian yang sangat kecil dari alam semesta, kami telah
memusatkan upaya kami untuk memahami bagian yang sangat kecil tersebut. Karena
dengan menggunakan teleskop, kami hanya bisa melihat bagian yang sangat kecil
dari langit tanpa dapat mengamati seluruh alam semesta. Jadi dengan membaca
Al-Qur'an dan menjawab persoalan-persoalan tentang alam semesta, saya pikir
saya bisa menemukan jalan masa depan saya untuk meneliti alam semesta." (Yushidi Kusa, Direktur Observatorium Tokyo)
Dia mengatakan bahwa Sesuatu
yang memfirmankan Al-Qur'an seolah-olah melihat seluruh alam semesta, tidak
seperti para astronom yang hanya dapat mengamati sebagian kecil dari alam
semesta. Siapa lagi yang dapat melihat alam semesta secara keseluruhan pada
saat yang bersamaan kalau bukan Allah Yang Maha Kuasa?
✔
Jadi inilah beberapa fakta
ilmiah yang menakjubkan dan kita juga akan membahas yang lainnya. Ketika saya
masih sekolah, salah satu pelajaran yang saya pelajari adalah geografi dan
salah satu cabangnya adalah geologi. Dan saya ingat ketika saya
pertama kali membaca Al-Qur'an 20 tahun yang lalu, karena Al-Qur'an-lah yang
memotivasi saya untuk memeluk Islam, salah satu yang terngiang dalam benak saya
dan masih saya ingat sampai hari ini adalah deskripsi dalam Al-Qur'an tentang
pegunungan.
Jadi mari kita bahas apa yang
Al-Qur'an firmankan tentang pegunungan. Misalnya dalam surat An-Naba’ ayat 6-7, Allah berfirman :
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi
itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?” (Q.S. An-Naba’:6-7)
Kata yang digunakan di sini
adalah otad yang artinya adalah pasak
tenda. Jadi pasak tenda masuk ke dalam tanah, menyangga tali yang mendirikan
tenda, sehingga ada bagian pasak yang timbul dari dalam tanah, namun sebagian
yang lainnya berada di dalam tanah. Al-Qur'an juga berfirman dalam surat Luqman ayat 10 :
"Dia menciptakan
langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di
permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang
biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari
langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik." (Q.S. Luqman:10)
Dan sekarang dengan teknologi
sonar modern, kita mampu membuat gelombang suara yang menembus kerak bumi.
Menurut tingkat yang berbeda sesuai dengan pantulan balik dan pengukuran
gelombang suara, dapat diketahui kepadatan kerak bumi, misalnya bagian mana
yang keras dan mana yang lembut, mana yang berasal dari kerak dan mana yang
berasal dari magma. Dan yang ditemukan para ilmuwan dengan teknologi ini,
sebenarnya sudah difirmankan Al-Qur'an 1.400 tahun yang lalu, bahwa
gunung-gunung memiliki akar, yaitu seperti pasak tenda. Pegunungan tidak hanya
berada di atas permukaan bumi, namun juga masuk ke dalam inti bumi.
Gunung-gunung berfungsi untuk membuat stabil permukaan bumi. Dan ada dua peran
dimana bumi berfungsi sebagai stabilisator.
Yang
pertama, karena bumi terdiri dari lempeng tektonik.
Kerak bumi sebenarnya terbuat dari berbagai lempeng. Ketika lempeng-lempeng
saling bergerak, gesekan-gesekan yang terjadi menyebabkan gempa bumi. Dan
menurut teori, itu juga menyebabkan pergeseran benua. Awalnya semua benua
adalah satu benua besar yang disebut Pangea. Dan karena lempeng tektonik
bergerak, maka Pangea jadi terpisah-pisah. Al-Qur'an berfirman bahwa pegunungan
berfungsi sebagai stabilisato karena mereka membantu untuk menstabilkan kerak
bumi dan ini juga merupakan teori ahli geologi modern.
Yang
kedua, gunung-gunung juga berfungsi sebagai
stabilisator karena bumi berotasi. Jika anda mencoba memutar sebuah benda yang
tidak bulat sempurna, maka benda itu akan kehilangan keseimbangannya. Jadi
dengan cara inilah pegunungan bertindak sebagai penyeimbang untuk menjaga
rotasi bumi agar mulus.
Jadi ini merupakan fakta ilmiah
yang luar biasa. Ayat inilah selalu terngiang dalam kepala saya, ketika saya
pertama kalinya membaca Al-Qur'an sekitar 20 tahun yang lalu.
✔
Al-Qur'an juga menjelaskan
tentang hewan dan tumbuhan.
Misalnya pada surat An-Nahl. Dalam salah satu
ayatnya, Al-Qur'an memfirmankan tentang lebah. Dan sangat menarik bahwa kata
yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk lebah, menggunakan kata untuk jenis
kelamin wanita. Dan pada kenyataannya memang lebah-lebah berjenis kelamin
wanita dan dipimpin oleh seekor ratu lebah. Itulah sebabnya orang-orang sering
mengatakan ratu lebah.
Al-Qur'an juga menyebutkan
bahwa tanaman memiliki jenis kelamin yang berbeda dan angin dapat membantu
menyuburkan tanaman. Jadi dalam surat
Al-Hijr ayat 22, Allah berfirmanj :
"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.”
(Q.S. Al-Hijr:22)
Fakta bahwa tumbuhan
terdiri dari jenis kelamin pria dan wanita baru diketahui orang-orang pada masa
modern.
Selanjutnya, seorang filsuf
Yunani, Democritus yang hidup di tahun 460-361 SM berteori bahwa materi terdiri
dari partikel kecil yang disebut atom. Orang-orang percaya bahwa tidak ada yang
lebih kecil daripada atom. Namun ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa
atom sebenarnya terdiri dari bagian-bagian dan unsur-unsur yang lebih kecil.
1.400 tahun yang lalu,
Al-Qur'an sudah menjelaskan hal itu dalam surat
Saba’ ayat 3 :
"Dan orang-orang yang kafir berkata:
‘Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami’. Katakanlah: ‘Pasti datang,
demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan
datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrah (atom) pun
yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil
dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh).’” (Q.S.
Saba’:3)
Artinya ada sesuatu yang lebih
kecil dari atom dan Allah telah memfirmankannya dalam Al-Qur’an.
✔
Ada lagi ayat Al-Qur’an yang
ingin saya beritahu kepada kalian. Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan hal-hal
yang menakjubkan tentang manusia, dan salah satunya adalah
tentang saraf kita. Ini disebutkan dalam surat Al-Qiyaamah ayat 3-4 :
"Apakah manusia mengira, bahwa Kami
tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian,
sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) (ujung) jari jemarinya dengan
sempurna.” (Q.S.
Al-Qiyaamah:3-4)
Tuhan berfirman bahwa Dia bisa
menciptakan kembali manusia pada hari kiamat yang mengerikan. Ia mampu
menciptakan manusia meskipun manusia telah menjadi debu, bahkan Dia bisa
menciptakan tulang-belulang manusia dengan ujung jarinya. Mengapa ujung
jarinya? Tentu saja anda tahu tentang sidik jari bukan? Sidik jari setiap
manusia bersifat unik. Tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang mempunyai
sidik jari yang sama. Hal ini benar-benar luar biasa!
Bagaimana mungkin manusia yang
hidup 1.400 tahun yang lalu tahu tentang sidik jari? Dan Allah memperingatkan
kita dalam surat An-Nisaa’ ayat 56 :
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir
kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap
kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."
(An-Nisaa’:56)
Inilah gambaran neraka yang
sangat menakutkan. Allah akan membakar kulit manusia sampai hangus, kemudian
Dia menciptakannya lagi, dan membakarnya lagi, sehingga orang-orang di api
neraka merasakan hukuman.
Mengapa Al-Qur'an mengatakan
ini? Baru pada zaman modern ini diketahui bahwa ketika kulit terbakar, maka
seseorang tidak merasa sakit. Itulah mengapa ketika seseorang menderita luka
bakar yang parah, dokter akan menusuk kulitnya untuk mengetahui apakah orang
tersebut dapat merasakan sakit. Jika dia merasa sakit, berarti masih ada
reseptor saraf yang tersisa. Namun jika tidak merasakan, berarti kulitnya telah
begitu parah terbakar.
Jadi Allah menempatkan
orang-orang di api neraka dan kulit mereka akan terbakar, setelah itu mereka
tidak akan merasakan sakit. Maka Allah akan menciptakan kulit baru lagi
sehingga mereka terus merasakan hukuman. Ini merupakan peringatan yang sangat
menakutkan dari Allah yang telah menciptakan manusia. Dia tahu tentang manusia
melebihi apa yang diketahui manusia itu sendiri
✔
Saya ingin membahas satu hal
lagi. Buah Zakum yang akan menjadi makanan orang-orang berdosa. Buah
zakum ini begitu pahit. Kemudian dikatakan mereka akan minum air yang akan
menghancurkan usus mereka berkeping-keping.
Hal ini sangat menarik. Reseptor termal tidak ada
dalam perut tetapi di dalam usus. Dan reseptor di dalam usus ini sangat
sensitif. Disitulah nyeri akan sangat terasa. Ini bukan pengetahuan yang dapat
diketahui orang-orang pada masa 1.400 tahun yang lalu, namun sudah disebutkan
dalam Al-Qur'an sebagai peringatan keras kepada orang-orang kafr.